-->

Ruh Manusia

Posting Komentar

 


Secara jasmani, menurut Imam Ghazali, roh itu adalah bagian jasmani manusia, yaitu zat yang sangat halus bersumber dalam ruang hati (jantung) dan menjadi pusat semua urat (pembuluh darah) yang terserak ke seluruh bagian tubuh manusia sehingga manusia dapat hidup dan bergerak, juga dapat merasakan berbagai perasaan, seperti pahit, manis, senang, susah, haus, lapar, dengan mata dapat melihat, dengna telinga dapat mendengar, dengan hidung dapat mencium, dan dengan otaknya dapat berpikir.

Sedangkan pengertian yang bersifat rohani, menurut Imam Ghazali, tidaklah termasuk bagian dari jasmani manusia, tetapi termasuk bagian rohani manusia, bagian yang halus dan gaib. Roh menurut pengertian yang kedua inilah manusia dapat mengenali dirinya sendiri dan mengenal Tuhannya, dapat mencapat berbagai macam ilmu pengetahuan, dapat berperikemanusiaan, berakhlak yang baik, dan berbeda dengan binatang.

Keadaan dan hakikat roh hanya Allah saja yang mengetahuinya. Roh itu adalah rahasia Allah, tidak dapat diketahui atau dipelajari oleh siapa saja, sekalipun para nabi dan rasul Allah sendiri. Allah Swt berfirman,

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلً

“Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.” (QS. Al-Isra' Ayat 85).

Berdasarkan ayat tersebut, Imam Al-Ghazali melarang orang menyelidiki dan memikirkan tentang hakikat roh karena hal itu tidak dapat diselidiki selama-lamanya, dan hanya akan membawa kesesatan dan perdebatan saja. Dari situlah Nabi Muhammad Saw sendiri tidak diperbolehkan menerangkannya.

​RUH ADALAH DAYA :

Daya Hidup yang disebut nyawa.

Daya Berpikir yang disebut akal.

Daya Merasa yang disebut hati.

Daya Sadar yang disebut jiwa atau diri, aku, ego.

Daya Memilih yang disebut kehendak, kemauan dan keinginan.

Daya Ingat 

Daya Spirit (semangat)

Daya Khayal (fantasi)

Daya Tangkap (Al-wahmu)

Daya Tafakur (perenungan dan pemikiran-himmah).

Daya Imajinatif.

Daya Kreatif.

Daya Cipta

RUH SEBAGAI DAYA SADAR YANG DISEBUT JIWA, bisa berarti:

Nyawa (nafas).

Nafsu: Syahwat, amarah, lauwamah, mulhamah.

Diri, ego, aku: pikir, sadar, rasa, ingin.

Jiwa yang tenang (Muthmainnah)

RUH SEBAGAI DAYA BERFIKIR YANG DISEBUT AKAL, bisa dibedakan :

Akal Praktis (hubungan dengan dunia lahir-alam inderawi atau bendawi).

Akal Teoritis (hubungan dengan dunia batin-alam ilahi)

RUH SEBAGAI DAYA MERASA YANG DISEBUT HATI, dibedakan : 

Hati Fisik (segumpal daging di dada).

Hati Ruhaniah. Yaitu hati yang bisa: Merasa, Melihat, Mendengar, Berkata, Memahami

“Ruhaniah manusia itu satu, tidak terbagi dan tidak terbatas.Penyebutan nama dan fungsi hanya untuk memudahkan pemahaman tentang mekanisme kerja ruhaniah manusia.

“Ruhaniah manusia tidak sepenuhnya dan tidak selamanya dalam kendali dan kekuasaan manusia.”

“Ruhaniah manusia itu secara potensial bisa dikembangkan sampai tidak terbatas.””Ruhaniah manusia itu jika tidak diberi makan, tidak dirawat, tidak dibersikan dan tidak dikembangkan bisa sakit, lemah, menderita, tersiksa dan mati atau dalam arti kehilangan makna keberadaannya, akibatnya manusia kalah dan diperbudak oleh nafsu dan syaitan, sehingga derajatnya pun turun ketingkat hewan dan bahkan derajatnya ada yang lebih rendah dari benda mati jika ia dikuasai dan diperbudak oleh harta, dunia dan semacamnya.”

“Ilmu tentang Alloh merupakan makanan terbaik dan bergizi kualitas tinggi bagi ruhaniah manusia.

“Ruhaniah manusia itu mempunyai 2 inteligensi (kecerdasan), yaitu inteligensi yang memerintah berupa kehendak dan inteligensi yang melaksanakan perintah berupa kekuatan dan pengetahuan.”

“Ruhaniah manusia itu adalah jiwa manusia (nafs), diri manusia, ego manusia dan aku manusia.”

“Ruhaniah manusia itu juga akal manusia yang berpikir, mengetahui, menyadari, menghendaki, merasakan dan mengalami.”

“Ruhaniah manusia itu juga hati yang merasa, mengalami, memahami, menyadari, menghendaki, melihat, mendengar dan berbicara.”

“Ruhaniah manusia itu bisa diperkuat sampai tidak terbatas, jika manusia mengetahui cara dan teorinya serta punya ilmunya.”

“Dengan ruhaniahnya manusia bisa menjalin hubungan pribadi dengan Allah, bermitra kerja dengan yang Maha Kuasa dan bersinergi dengan kekuatan Allah yang Tidak Terbatas.”

“Dengan ruhaniahnya manusia bisa mencapai derajatnya yang tertinggi, bahkan lebih tinggi dari malaikat.”

“Dengan ruhaniahnya manusia bisa mencapai derajatnya yang tertinggi sebagai hamba Allah, kekasih Allah (wali Allah) dan khalifah-Nya yaitu wakil Allah di muka bumi sebagai pelaksana kehendak Allah.”

“Ruhaniah manusia itu tidak diciptakan, yaitu seperti kekuatan Allah yang juga tidak diciptakan, kekal-abadi (baqa’) dan sepenuhnya tergantung pada Qudrah, Iradah dan Ilmu Allah.”

“Ruhaniah manusia itu bisa diketahui, disadari, dirasakan dan dialami oleh mereka yang mempunyai ilmunya.”



7 Macam Roh pada manusia dan kejadiaanya

1.ROH ROBANI, Yaitu Roh yang mengikat antara jasad dan Diri Bathin manusia ( Nafsani ) , sehingga dapat mendatangkan kekuasaan manusia atau dalam kata lain ikatan rasa antara Alloh dengan Hambanya. Roh robani adalah sebuah alat atau sarana dan juga kendaraan bagi Diri bathin didunia ini, agar alat tersebut dapat digunakan dengan sebaik-baiknya untuk kembali kepada Alloh.

2.ROH NURANI, Yaitu Pancaran sinar / cahaya Roh Robani yang menerangi bangsa ruhani, sehingga ia akan dilimpahi sebuah ilmu pengetahuan semisal ilmu ladunni.

3.ROH ROHANI, Yaitu Nyawa atau jiwanya manusia. Roh inilah yang harus punya baju / kendaraan bila baju kemanusiaan telah fana. Maka peranan Talqin dzikir yang ditanam oleh seorang Mursyid adalah sebagai pengganti kendaraan / baju bagi Roh Rohani agar ia bisa dihantarkan menuju ke Ilahi Robbi. Baju/kendaraan kita adalah ” Laa Ilaaha illalloh ” itulah kendaraan kita, tidak ada yang lain kecuali Laa ilaaha illalloh.

4.ROH ROHMANI ( Sifat Sosial ), Yaitu Roh yang menghasilkan rasa pada jiwa manusia, Roh ini selalu bergetar bila mendapatkan sesuatu diluar tubuhnya, misal bila si A mendapatkan musibah maka Roh Rohmani-lah yang bergetar sehingga Si A akan merasakan sedih. Tanda Roh Rohmani telah mati adalah bila kita tidak merasakan apa-apa disekitar kita bila ada musibah. Tanda matinya Roh Rohmani bisa kita lihat pada diri Sang pembunuh sadis, ibu yang membunuh anaknya yg baru ahir dan lain-lainnya.

5. ROH JASMANI Yaitu rasa jiwa yang melekat pada panca indra jasmani, sehingga kita bisa merasakan apa-apa yang ada disekitar kita.

6. ROH HEWANI, Yaitu Rasa jiwa dari sifat bangsa binatang

7. ROH NABATI, Yaitu bangsa Roh yang tidak mempunyai gerak rasa (HIDUPNYA ke-ADAM-an) misal : rambut, kuku


WUJUD DAN TABIAT BANGSA ROH 

7.ROH NABATI, Yaitu pada waktu pertama lahir si Jabang bayi kedunia ini, si Jabang bayi tidak mempunyai sifat kemauan apa-apa dan tidak berdaya. Itulah bentuk dan wujud bangsa Roh Nabati

6.ROH HEWANI, Ketika si Bayi ini sudah mulai sedikit besar, maka ia mulai belajar membrangkang (merangkak), tetapi belum mempunyai sifat kepandaian (kepinteran). Itulah bentuk dan wujudnya bangsa roh Hewani

5.ROH JASMANI, Yaitu Si Bayi ini sudah mulai mempunyai kekuatan diseluruh tubuhnya. Itulah bentuk dan wujud bangsa Jasmani

4.ROH ROHMANI, Yaitu Si Anak sudah mulai membangun nafsu / sudah akil baligh tandanya dia sudah mulai menyukai lawan jenisnya.

3.ROH ROHANI, Yaitu mulai lengkap ( sempurna ) Akal dan Pikiranya atau disebut juga lsempurnanya sifat kemanusiaan. Itulah bentuk dan wujud bangsa Roh Ruhani

2.ROH NURANI, Yaitu mulai memahami pelajaran segala ilmu. Itulah bentuk dan wujud bangsa Ruhani

1.ROH ROBANI, Yaitu mulai didalam dirinya bergejolak ingin mencari ketenangan didalam qolbunya / mencari ilmu kesempurnaan hidup untuk bekal didunia dan diakherat. Dari sinilah awal manusia mulai mencari sesuatu yang dapat menghantarkannya kedalam sebuah ketenangan baik dzohir maupun bathinya. Itulah bentuk dan wujud Bangsa Roh Robani

ASAL USUL KEJADIAN ROH JASMANI & ROH ROHANI

Ada empat unsur jasmaniyah yang berubah menjadi unsur halus, ia berkumpul menjadi unsur darah:

Darah Hijau

Darah Merah

Darah Kuning

Darah Putih

Darah hijau itu kejadiannya dari darah yang sudah habis masa kerjanya didalam tubuh kita.Darah kuning berasal dari bercampurnya darah putih dan darah merah.

Dari keempat unsur warna darah tersebut menjadi alat PERASA PANCA INDRA yaitu: 

Rasa Penglihatan

Rasa Hidung

Rasa Lidah

Rasa Dibadan

Keempat unsur Perasa inilah menjadi sari penemunya rasa. Rasa ini menjadi Budi ( Pekerjaannya Rasa ), Budi menjadi Angan-angan ( Pesuruh Rasa ).

Berkumpulnya rasa diatas menjadi senyawa didalam badan manusia yang disebut Rasa roh. Dari rasa Roh lahirlah menjadi Rasa Rosul, Rasa Rosul menjadi utusan Alloh, dan Alloh itu adalah Dzat Yang Maha Esa.


PUSAT RUH

Setiap bayi yang lahir memiliki tingkat kesucian, yang dapat diumpamakan sebuah kertas yang putih polos dan bersih.

Kesuciannya berada pada wahana (tempat) nafs (jiwa) atau hawa yang masih bersih dan belum tercemar oleh polusi keduniaan.

Nafs ( hawa/jiwa ) dipasang diantara dua kutub jasmaniyah dan kutub ruhaniyah yang berpusat pada ruh, sehingga nafs ini akan dibolak balikan.

Unsur ruhani yaitu ruh itu bersifat suci sebagai utusan Tuhan dlm diri manusia yang dapat membawa sebuah ketetapan atau pedoman hidup.

Sehingga ruh ini dapat berperan sebagai obor yang memancarkan cahaya kebenaran dari Alloh Swt.

Ruh yang membawa obor atau cahaya dari Tuhannya adalah Ruh Suci atau Ruh Kudus tidak lain adalah seorang Mursyid kamil mukamil ( Pangersa Abah Qs ).

Dialah ( Pangersa Abah ) sebagai juru selamat dan juga juru nasehat untuk hawa, jiwa atau nafs ( Kita )

Jika kita ( nafs, jiwa, hawa ) tunduk ( mau belajar dzikir ) kepada ruh suci ( Guru Mursyid ) maka akan menghasilkan hawa ( nafs ) yg positif ( Nafsu Mutmainah ). Sebaliknya jika ( nafs, jiwa, hawa ) tunduk pada keinginan jasad itu disebut sebagai nafsu negatif.


Nafsu negatif ada 3 macam :

Nafsu lawamah ( Kepuasan biologis ; makan, minum, tidur dllnya )

Nafsu Amarah Berbuat kejahatan atau Angkara Murka, suka marah, akuisme dllnya.

Sawiyah (Mulhimah), Yaitu suka mengejar kenikmatan psikis; seks, sombong, narsisme, gemar dipuji-puji. Sedangkan untuk hawa sendiri memiliki 2 kutub nafsu yang bertentangan bisa diibaratkan uang logam yang memiliki 2 sisi ( gambar dan angka ). Akan tetapi kedua sisi tidak dapat dipisahkan atau dilihat secara bersama-sama. Apabila kita ingin menampilkan gambar maka letakkan angka dibawah dan sebaliknya.

Apabila seseorang mengaku melihat kedua sisinya ( gambar dan angka ) dalam waktu yang sama, maka orang itu bisa dikatakan mempunyai jiwa yang munafik alias kekehidupan yang palsu dan hanya berdasarkan pengakuan belaka alias suka mengaku atau bohong Itulah contoh jika orang tidak mau mengambil talqin dzikir.


PENDIDIKAN NAFS (HAWA)

Ketahuilah Duhai para guru”ku:Gudang ilmu yang paling dekat dengan kita adalah diri kita sendiri.

Karena diri kita adalah sumber dari ilmu dan rumus Tuhan ( Qudratulloh ). Maka peranan semua agama yang ada dimuka bumi ini adalah pendidikan yang ditunjukan kepada hawa/ Nafs / jiwa manusia agar selalu berkiblat kepadaNya.

Tetapi pendidikan yang ditunjukan kepada hawa ( Talqin dziki ), dihilangkan dan disembunyikan oleh musuh Alloh.

Alhamdulillah Pangersa Abah Anom Qs telah mengembalikan dan memperkenalkannya kembali kepada kita yaitu masalah pendidikan hawa nafsu yaitu berupa talqin dzikir.


PENGLIHATAN RUH 

Unsur manusia ada dua tubuh dan Ruh. Kalau penglihan tubuh kita sudah biasa yaitu mata melihat benda, hati melihat rasa dan akal pikiran kitmelihat dengan akal nya. ada satu penglihatan kita yaitu Penglihatan RUH. Ruh ini melihat lebih tinggi yaitu sesuatu yang tidak dapat diliat oleh unsur tubuh kita

Penglihatan Ruh ini memiliki dimensi yang sangat berbeda, yang dilihat Ruh hanyalah eksistensi Allah.dan melihatnya Ruh sesuatu yang diatas tubuh baiki itu mata , pikiran ataupun rasa. jadi yang dilihat Ruh adalah sesuatu yang diatas mata, diatas panca indera, di atas pikiran dan diatas rasa. kalau kita melihat Allah dengan pikiran kita masih “belum haqul yakin”, kalau kita masih melihat dengan rasa artinya masih ada rasa rasa seperti rasa tenang rasa cinta berarti kita masih belum berada pada wilayah penglihatan Ruh (haqqul yaqin).

Barang siapa mampu mengenal Ruhnya maka akan mampu mengenal Allah. Allah hanya bisa disaksikan dengan Ruh. selain itu tidak bisa. dimensi yang berbeda inilah yang menyebabkan kita harus menggunakan Ruh dan meninggalkan tubuh.

Apa yang dilihat Ruh . Ruh akan melihat Allah seperti di alam azali. Bahkan Ruh akan melihat semua kehendak Allah yang tersembunyi yaitu kehendak Allah yang belum terwujud di alam nyata atau yang tidak dapat dilihat oleh penglihatan tubuh. Bagaimana Allah mengasihi, Bagaimana kebenaran kebenaran Allah , bagaimana Allah memurkai hambanya…. dan bagaimana Allah menjalankan manusia ke arah yang Ia kehendaki.

RUH KUDUS 

karena Ruh itu suci maka dia tidak masuk surga, ataupun masuk ke neraka, tugas Ruh hanyalah sampai jasda manusia mati. Ruh akan ditarik kembali oleh SWT sesuai dengan masa tugasnya yaitu selama jasad masih hidup. Ruh tidaklah menyebabkan jasad hidup yang menyebabkan jasad hidup adalah Allah swt. 

Dalam alam bazakh pun Ruh tidak akan merasakan apapapun karena sekali lagi bahwa Ruh sudah di tarik pulang kembali kepada Allah, sang pemilik Ruh (bukan pencipta Ruh), yang masuk surga dan masuk neraka adalah nafs yaitu diri manusia yang mempertanggung jawabkan ketika hidup. salah manusia jika masuk neraka karena tidak mau memanfaatkan Ruh yang sudah di pinjami Allah, manusia yang hanya menggunakan jasadnya saja ( baca ; memperturutkan hawa nafsunya), maka manusia akan merasakan siksa neraka.

Ruh berada di suatu ketinggian yaitu diatasnya “rasa” apapun rasa itu. Ruh berada diatas ketenangan sejati, bukan rekayasa lagi tapi benar benar murni.

Kenikkmatan Ruh inilah yang banyak dicari para sufi bukan lagi kenikmatan nafsiah yang berupa surga ataupun ketakutan nafsiah yang berupa neraka, meski mereka tetap meyakini adanya surga dan neraka, tapi sekali lagi mereka bisa menafikan itu semua, demi mencapai kebahagiaan Ruh yang sejati.

Inilah hakikat diri kita yang sebenarnya yaitu Ruh, kita bukan lah nafs apalagi jasad. barang siapa mengenal Ruh maka akan mengenal Tuhannya. ingat Ruh dikenal bukan wujudnya tapi eksistensinya.


KARUHUN ( PARA LELUHUR )

Banyak pemahaman menyimpang atas nama Islam. Pemahaman KA-RUH-UN yang diidentikan dengan para leluhur zaman dulu. Yang seolah-olah para leluhur adalah biangnya Ruh. Sehingga masih banyakn diantara kita yang masih mengandalkan dan meminta sesuatu semisal kekuatan atau masalah kehidupan ini kepada para karuhun,

Maka dari itu Kembalilah kepada Biangnya Ruh yaitu Ruh Sayyidina wa Nabiyyina Muhammad Saw, dialah bapak segala Ruh “Ana Babul Arwah”

Bagaimana caranya? segeralah ambil Talqin-Dzikir dari seorang Mursyid Kamil Mukamil yang mempunyai tali washilahNya, bukan kepada para normal atau pun dukun untuk memecahkan problem kehidupan ini.


WEJANGAN PARA LELUHUR,

ini basa jawanya.” Urip sing sejati yaiku sing tan keno pati “. 

( Hidup yang sejati itu adalah hidup yang tidak bisa terkena Mati ). Kita semua bakal hidup sejati, tapi permasalahan yang muncul adalah…Siapkah kita menghadapi hidup yang sejati, jika kita senantiasa berpegang teguh pada kehidupan didunia ini yang serba fana dan baru?

Para Leluhur juga menjelaskan: 

” Tangeh lamun siro bisa ngerti sampurnaning pati, yen siro ora ngerti sampurnaning urip “. 

( Mustahil kamu bisa mengerti kematian yang sempurna, jika kamu tidak mengerti hidup yang sempurna ). 


​9 jenis roh pada manusia

Menurut ilmu batin pada diri manusia terdapat sembilan jenis Roh. Masing-masing roh mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Ke sembilan macam roh yang ada pada manusia itu adalah sebagai berikut :

1. Roh Idofi (Roh Ilofi) : Adalah roh yang sangat utama bagi manusia. Roh Idofi juga disebut ”JOHAR AWAL SUCI”, karena roh inilah maka manusia dapat hidup. Bila roh tersebut keluar dari raga, maka manusia yang bersangkutan akan mati. 

Roh ini sering disebut ”NYAWA”. Roh Idofi merupakan sumber dari roh-roh lainnya pun akan turut serta. Tetapi sebaliknya kalau salah satu roh yang keluar dari raga, maka roh Idofi tetap akan tinggal didalam jasad dan manusia itu tetap hidup. 

Bagi mereka yang sudah sampai pada irodat allah atau kebatinan tinggi, tentu akan bisa menjumpai roh ini dengan penglihatannya. Dan ujudnya mirip diri sendiri, baik rupa maupun suara serta segala sesuatunya. Bagai berdiri di depan cermin. Meskipun roh-roh yang lain juga demikian, tetapi kita dapat membedakannya dengan roh yang satu ini. 

Alamnya roh idofi berupa nur terang benderang dan rasanya sejuk tenteram (bukan dingin). Tentu saja kita dapat menjumpainya bila sudah mencapai tingkat “INSAN KAMIL”.

2. Roh Rabani : Roh yang dikuasai dan diperintah oleh roh idofi. Alamnya roh ini ada dalam cahaya kuning diam tak bergerak. Bila kita berhasil menjumpainya maka kita tak mempunyai kehendak apa-apa. Hatipun terasa tenteram. Tubuh tak merasakan apa-apa.

3.Roh Rohani : Roh inipun juga dikuasai oleh roh idofi. Karena adanya roh Rohani ini, maka manusia memiliki kehendak dua rupa. Kadang-kadang suka sesuatu, tetapi di lain waktu ia tak menyukainya. Roh ini mempengaruhi perbuatan baik dan perbuatan buruk. Roh inilah yang menepati pada 4 jenis nafsu, yaitu :

Nafsu Luwamah (aluamah)

Nafsu Amarah

Nafsu Supiyah

Nafsu Mulamah (Mutmainah).

Kalau manusia ditinggalkan oleh roh rohani ini, maka manusia itu tidak mempunyai nafsu lagi, sebab semua nafsu manusia itu roh rohani yang mengendalikannya. Maka, kalau manusia sudah bisa mengendalikan roh rohani ini dengan baik, ia akan hidup dalam kemuliaan. 

Roh rohani ini sifatnya selalu mengikuti penglihatan yang melihat. Dimana pandangan kita tempatkan, disitu roh rohani berada. 

Sebelum kita dapat menjumpainya, terlebih dulu kita akan melihat bermacam-macam cahaya bagai kunang-kunang. Setelah cahaya-cahaya ini menghilang, barulah muncul roh rohani itu.

4. Roh Nurani : Roh ini dibawah pengaruh roh-roh Idofi. Roh Nurani ini mempunyai pembawa sifat terang. Karena adanya roh ini menjadikan manusia yang bersangkutan jadi terang hatinya. Kalau Roh Nurani meninggalkan tubuh maka orang tersebut hatinya menjaid gelap dan gelap pikirannya.

Roh Nurani ini hanya menguasai nafsu Mutmainah saja. Maka bila manusia ditunggui Roh Nurani maka nafsu Mutmainahnya akan menonjol, mengalahkan nafsu-nafsu lainnya.

Hati orang itu jadi tenteram, perilakunya pun baik dan terpuji. Air mukanya bercahaya, tidak banyak bicara, tidak ragu-ragu dalam menghadapi segala sesuatu, tidak protes bila ditimpa kesusahan. Suka, sedih, bahagia dan menderita dipandang sama.

5.Roh Kudus (Roh Suci) : Roh yang di bawah kekuasaan Roh Idofi juga. Roh ini mempengaruhi orang yang bersangkutan mau memberi pertolongan kepada sesama manusia, mempengaruhi berbuat kebajikan dan mempengaruhi berbuat ibadah sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya.

6.Roh Rahmani : Roh dibawah kekuasaan roh idofi pula. Roh ini juga disebut Roh Pemurah. Karena diambil dari kata ”Rahman” yang artinya pemurah. Roh ini mempengaruhi manusia bersifat sosial, suka memberi.

7.Roh Jasmani : Roh yang juga di bawah kekuasaan Roh Idofi. Roh ini menguasai seluruh darah dan urat syaraf manusia. Karena adanya roh jasmani ini maka manusia dapat merasakan adanya rasa sakit, lesu, lelah, segar dan lain-lainnya. Bila Roh ini keluar dari tubuh, maka ditusuk jarumpun tubuh tidak terasa sakit. Kalau kita berhasil menjumpainya, maka ujudnya akan sama dengan kita, hanya berwarna merah.

Roh jasmani ini menguasai nafsu amarah dan nafsu hewani. Nafsu hewani ini memiliki sifat dan kegemaran seperti binatang, misalnya: malas, suka setubuh, serakah, mau menang sendiri dan lain sebagainya.

8.Roh Nabati : ialah roh yang mengendalikan perkembangan dan pertumbuhan badan. Roh ini juga di bawah kekuasaan Roh Idofi.


9.Roh Rewani : ialah roh yang menjaga raga kita. Bila Roh Rewani keluar dari tubuh maka orang yang bersangkutan akan tidur. Bila masuk ke tubuh orang akan terjaga. Bila orang tidur bermimpi dengan arwah seseorang, maka roh rewani dari orang bermimpi itulah yang menjumpainya. Jadi mimpi itu hasil kerja roh rewani yang mengendalikan otak manusia. 

Roh Rewani ini juga di bawah kekuasaan Roh Idofi. Jadi kepergian Roh Rewani dan kehadirannya kembali diatur oleh Roh Idofi. Demikian juga roh-roh lainnya dalam tubuh, sangat dekat hubungannya dengan Roh Idofi.

Allohu 'Alam....

Semoga Postingan Ini Bermanfaat😇

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter