-->

Sang Kiai

Posting Komentar



Synopsis

Terbaru dari Rapi Film adalah Film Sang Kyai yang disutradarai oleh Roko Prijanto. Rapi Film kembali berkreasi untuk film terbarunya yang akan mengakat kisah dari seorang tokoh perjuangan atau toko perjuangan pesantren Tebu Ireng, Jombang Nahdlatul Ulama (NU) yaitu beliau KH. Hasyim Asy’ari kakek dari beliau Haji Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur.

Film terbaru yang akan disutradari oleh Roko Projanto ini akan menampilkan karya yang komplek dimana film terbaru ini akan di lengkapi dengan unsur drama, perang dan dakwah. Secara umum Film Sang Kyai ini akan bercerita tentang perjalanan perjuangan umat islam tat kala melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan NKRI.

Jika Anda belum tahu siapa beliau KH. Hasyim Asy’ari, sedikit kami akan memberitahukan kepada Anda bahwa beliau adalah seorang toko perjuangan pesantren Tebu Ireng, Jombang dan beliau adalah salah satu sosok sentral dalam peletakkan dasar batu kemerdekaan Negara Indonesia.Beliau menjadi panutan di tahun 1942-1947 dalam menentukan arah dan pengerahan massa santri ‘pejuang’ dalam melawan sekutu. Dengan fatwanya ‘Resolusi Jihad’, KH. Hasyim Asy’ari menghimbau dan mengajak para santri pejuang untuk berjihad fisabillilah melawan penjajah yang kemudian melahirkan peristiwa perang besar yang dikenal sebagai Hari Pahlawan 10 November 1945.

Film Sang Kyai dibintangi oleh beberapa artis kawakan seperti Ikra Negara, Christine Hakim, Agus Kuncoro, Adipati Dolken, Meryza Batubara, Norman Akuwen, Dimas Aditya dan Suzuki Naburo. Perlu Anda ketahui bahwa film terbaru dari Rapi Film ini direncanakan akan mulai tayang pada pertengahan tahun 2013. Jika kita lihat dari jalannya potongan cerita, ini film sangat cocok untuk kita tonton, apa lagi buat generasi bangsa sekarang, agar mengetahui dan merasakan bagaimana kerasnya perjuangan jaman dahulu, sehingga para generasi bangsa dapat memiliki atau timbul semangat juang yang tinggi untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia.



Pendudukan Jepang ternyata tidak lebih baik dari Belanda. Jepang mulai melarang pengibaran bendera merah putih, melarang lagu Indonesia Raya dan memaksa rakyat Indonesia untuk melakukan Sekerei.

KH Hasyim Asyari sebagai tokoh besar agamis saat itu menolak untuk melakukan Sekerei karena beranggapan bahwa tindakan itu menyimpang dari aqidah agama Islam. Menolak karena sebagai umat Islam, hanya boleh menyembah kepada Allah SWT. Karena tindakannya yang berani itu, Jepang menangkap KH Hasyim Asyari.

KH Wahid Hasyim, salah satu putra beliau mencari jalan diplomasi untuk membebaskan KH Hasyim Asyari. Berbeda dengan Harun, salah satu santri KH Hasyim Asyari yang percaya cara kekerasanlah yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Harun menghimpun kekuatan santri untuk melakukan demo menuntut kebebasan KH Hasyim Asyari. Tetapi harun salah karena cara tersebut malah menambah korban berjatuhan.

Dengan cara damai KH Wahid Hasyim berhasil memenangkan diplomasi terhadap pihak Jepang dan KH Hasyim Asyari berhasil dibebaskan.

Ternyata perjuangan melawan Jepang tidak berakhir sampai disini. Jepang memaksa rakyat Indonesia untuk melimpahkan hasil bumi. Jepang menggunakan Masyumi yang diketuai KH. Hasyim Asy'ari untuk menggalakkan bercocok tanam. Bahkan seruan itu terselip di ceramah sholat Jum'at. Ternyata hasil tanam rakyat tersebut harus disetor ke pihak Jepang. Padahal saat itu rakyat sedang mengalami krisis beras, bahkan lumbung pesantren pun nyaris kosong. Harun melihat masalah ini secara harfiah dan merasa bahwa KH. Hasyim Asy'ari mendukung Jepang, hingga ia memutuskan untuk pergi dari pesantren.

Jepang kalah perang, Sekutu mulai datang. Soekarno sebagai presiden saat itu mengirim utusannya ke Tebuireng untuk meminta KH HAsyim Asyari membantu mempertahankan kemerdekaan. KH Hasyim Asyari menjawab permintaan Soekarno dengan mengeluarkan Resolusi Jihad yang kemudian membuat barisan santri dan masa penduduk Surabaya berduyun duyun tanpa rasa takut melawan sekutu di Surabaya. Gema resolusi jihad yang didukung oleh semangat spiritual keagamaan membuat Indonesia berani mati.

Di Jombang, Sarinah membantu barisan santri perempuan merawat korban perang dan mempersiapkan ransum. Barisan laskar santri pulang dalam beberapa truk ke Tebuireng. KH Hasyim Asyari menyambut kedatangan santri- santrinya yang gagah berani..tetapi air mata mengambang di matanya yang nanar

Semoga Postingan Ini Bermanfaat😇

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter